Dalam cakrawala yang kian terbunuh gulita
Ku hembuskan melodi senja
Perlahan aku menyusuri setapak raya
Tak ada siapa-siapa di sana,
Hanya semerbak aroma dari kedai kopi yang kian menerpa
Sang hati menuntunku untuk menengoknya
Ku letakkan tubuh ini bersandar pada balik jendela
Sendiri, ku larutkan semua asa pada secangkir robusta
Dengan puing-puing rindu yang masih hangat,
Tak perlu gunakan cawan untuk menyeduhnya,
tak perlu gunakan lisan tuk mengungkapkannya
Hanya terus menunggu kamu, untuk meneguk secangkir rindu
bersama
No comments:
Post a Comment