Mampirlah sebentar, Tuan.
Hendak ku suguhkan secangkir kopi hitam, beralaskan cawan
berjalan beriringan dengan kepergian
Kemarilah sebentar..
Duduklah bersandar pada rongga hatiku,
Tak inginkah kau mencicipi kopi yang kuracik untukmu ?
Sejumput cinta yang ku campur dengan rindu dan sendu,
Ku aduk rata bersama hangat sapamu
Pelan, ku tuang pada cangkir kenangan
Menghadirkan semerbak aroma nestapa..
Lalu kita seduh bersama di tengah sejuknya selasar jiwa
Puisinya keren!! :))
ReplyDeletehihi makasih blogger cilik :p
DeleteWaw..
ReplyDeleteNice poem ...
ternyata juga suka puisi ya .. :)
kopi ... oh.. kopi ...
hihi makasih kak. Iya suka kak. Kebetulan suka sama sastra hehe :))
DeleteAku akan mampir, Nona !
ReplyDeleteTapi tidak untuk sebentar,
melainkan menjadikanmu detak jantung yang bergetar.
Dan, Nona. Kopi yang kau suguhkan ini,
Kuharap adalah kopi yang tak lagi pahit karena kenangan,
Melainkan manis karena apa yang akan kita rencanakan.
Terima kasih, Nona. Untuk pertemuan yang direncanakan dan kopi yang menghangatkan ini.
---------------------------------------------------------------------------------------------
hehehe... Btw, puisi yang bagus Nona, Kapan - kapan bisa nih kalau duet baca puisi.. :)
wadaw, puisinya di bales >< haha. Keren loh kak. Btw akasih ya, haha iya boleh kapan2
Deletewaduh faya, puisinya kerend..
ReplyDeleteaku udah follow blognya ya :)
Makasih :) hehe. Iya sering2 mampir baca ya
Deletemampir balik dong. folback nya.. mana
Delete