31/03/2014

Surat Untuk Mantan



 
Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara.





Teruntuk kamu, mantan pertamaku


Ingatkah kamu ? Tentang pertemuan pertama kita yang tak disengaja namun terencana dengan indah oleh Tuhan. Di sebuah warnet yang kala itu menjadi tempat favorit anak muda. Iya, 4 tahun yang lalu kita dipertemukan.

Teruntuk kamu, mantan pertamaku

Terkadang aku suka tersenyum sendiri ketika memori otakku tak sengaja memutar moment di mana kamu mengirimkan sebuah pesan singkat yang meminta sekaligus memohon. Dan aku dengan sigap menjawab ‘iya’ sebuah pengalaman baru, menjalin hubungan pertama dengan seorang pria yang tak pernah kusangka sebelumnya.

Teruntuk kamu, mantan pertamaku

Ingatkah kamu saat pertemuan kita yang kedua, ketiga, dan kesekian kalinya. Kita masih merasa malu untuk memulai obrolan. Malah tak jarang kita hanya bertemu dan membisu, tanpa mengucap sepatah kata. Namun hanya dengan begitu, aku cukup merasa bahagia. Bertemu dengan sosok yang mampu merampas hatiku.

Teruntuk kamu, mantan pertamaku

Dengan usia yang masih labil untuk memulai sebuah hubungan tentu sangatlah menggelikan. Apalagi dengan pemikiran kita yang masih kekanak-kanakan kala itu. Dengan mudah salah satu dari kita mengucap ‘putus’ lalu ‘balikan’. Lalu dengan mudah pula salah satu dari kita merasa tersakiti. Hingga akhirnya kita tak menjalin kontak cukup lama.

Teruntuk kamu, mantan pertamaku

Secara tak sadar aku selalu mencari kabar tentangmu. Tentang siapa gadis yang sedang menjadi dambaanmu setelah aku. Namun tak pernah kutemui nama selainku yang pernah menjalin hubungan denganmu. Apakah aku terlalu kejam ? Atau, hanya kamu saja yang terlalu susah membuka hati untuk orang baru ? Entahlah, yang aku tau kau benar-benar sosok pria yang setia setelah dua tahun kemudian kau memintaku lagi untuk menjadi bagian hidupmu. Bahkan ketika aku sudah berkali-kali menjalin hubungan dengan pria lain. Dan kamu ? Baru memiliki satu mantan. Aku

Teruntuk kamu, mantan pertamaku

Tanpa sengaja aku melihatmu berlatih dance bersama beberapa temanmu. Dengan mudah aku menemukanmu hanya dengan melihat tubuh jakungmu. Ha ha ha. Aku begitu merindukan sosok itu. Sosok paling tinggi diantara teman-temanmu.

Teruntuk kamu, mantan pertamaku

Terkadang, aku merindukan sikap dinginmu. Sikap dingin yang dibaliknya dapat kutemui hangatnya kepedulianmu. Aku merindukan sikap dewasamu, sikap yang berhasil membuatku merasa nyaman dengan nasehat sederhanamu.

Teruntuk kamu, Bintaroni..

Sebuah nama yang hingga saat ini masih sangat aku hafal. Sebuah nama yang sering membuatku tersenyum sendiri. Sebuah nama yang dengan otomatis memutar beberapa moment masa lalu kita. Sebuah nama yang pemiliknya berhasil merampas hatiku, dulu.. Dan mungkin, kini.


7 comments:

  1. aiihhhh~ gue setelah baca ini malah inget mantan gue yang pertama hehehe..

    ReplyDelete
  2. Bintaroni? Kok namanya kaya nama kota gitu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bintaro -_- daerah jabar itu kan kayanya

      Delete
  3. Ah, manis banget suratnya hehehe kadang yang pertama memang selalu lebih ngena di hati ya. Banyak selipan-selipan kangen nih di setiap kalimatnya hihihi.
    Baru pertama kali ke sini nih. Salam kenal ya :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iya makasih ya :) sering2 mampir ke sini ^^
      Oke salam kenal juga

      Delete