14/03/2014

Secangkir Rindu (Puisi)


Dalam cakrawala yang kian terbunuh gulita

Ku hembuskan melodi  senja

Riuh gempita bersangkar di jiwa

Perlahan aku menyusuri setapak raya

Tak ada siapa-siapa di sana, 

Hanya semerbak aroma dari kedai kopi yang kian menerpa

Sang hati menuntunku untuk menengoknya

Ku letakkan tubuh ini bersandar pada balik jendela

Sendiri, ku larutkan semua asa pada secangkir robusta

Dengan puing-puing rindu yang masih hangat, 

Tak perlu gunakan cawan untuk menyeduhnya,

tak perlu gunakan lisan tuk mengungkapkannya

Hanya terus menunggu kamu, untuk meneguk secangkir rindu bersama

No comments:

Post a Comment